Monday, May 30, 2011

Kecil - kecil sudah main taruhan......sebuah bentuk permainan anak tempo dulu....permisif dan kontroversial

Topik kali ini mengulas mengenai aneka permainan anak - anak tempo dulu....era 70 an dan 80 an.
Terdapat catatan bahwa beberapa permainan yang biasa di lakukan oleh anak - anak atau remaja, kisaran umur 5 tahun s/d 12 tahunnan ini....agak kontroversial.
Mengapa demikian....?
Ya....terlepas bahwa ini hanya sekedar untuk senang - senang atau biar suasana lebih hidup,menantang dan ada unsur kompetisinya....namun sangat dekat dengan unsur taruhan dan judi serta bertentangan dengan "peri kebinatangan"( wah...ini istilah untuk tindakan kekejaman terhadap binatang).......,he...he..he...kecil - kecil sudah latihan judi nih.....
Mungkin saat itu, termasuk saya yang juga ikut dalam beberapa permainan yang akan saya ulas di bawah ini, tidak tahu....tidak sadar....tidak mengerti....kalau sedang main judi kecil - kecilan.....he...he....he.....

Permainan Pertama : Umbul
Contoh Gambar  Wayang untuk main Umbul atau Jemmeh
Ini permainan sangat sederhana, biasanya yang main level anak - anak yunior usia sekitar 5 s/d 7 tahun, anak - anak TK atau SD kelas 1.Biasanya 2 anak beradu koleksi gambar yang sudah di potong - potong, yang dibeli saat itu seharga Rp.15,- s/d Rp.25,-.Masing - masing anak memilih gambar andalannya, kemudian di adu dengan melempar 2 gambar tersebut ke udara, mirip tos wasit sepakbola saja..
....Pemenangnya adalah gambar yang jatuh ke tanah dalam keadaan terbuka....yang telungkup atau terbalik, tidak kelihatan gambarnya...itu yang kalah.Bila draw di ulang terus sampai ada yang menang.Pemenangnya berhak atas gambar yang kalah tersebut.

Permainan Kedua : Jemmeh
Istilah ini mungkin dari kata "cemek"....tapi yang biasa di katakan anak - anak tanggung saat itu adalah "Jemmeh".Grade permainan ini sedikit lebih meningkat dari permainan umbul.Para pemainnya kisaran umur 7 s/d 12 tahunan.Media permainan yang di pakai sama dengan umbul, yaitu guntingan gambar.O ya gambar - gambar yang beredar saat itu di era 80 an cukup banyak, diantarnya : cerita wayang, cerita fiksi silat, gambar - gambar superhero dari manca negara seperti : batman, Superman, Spiderman, dll.
Potongan gambar tersebut ada nomernya, dari 1 s/d 50.Nah dari nomer - nomer tersebut di jadikan sarana untuk main kartu....layaknya domino atau poker.Permainan Jemmeh biasanya di lakukan berempat, masing - masing pemain menyiapakan taruhannya berupa gambar - gambar itu pula, bisa 5 lembar, 10 lembar atau bahkan lebih.........
Wah...wah...ini sudah mirip dengan judi kartu remi atau domino....hanya dengan media dan taruhan yang berbeda.....taruhan gambar.

Permainan Ketiga : Adu Kelereng
Ini bentuk permainan dengan mengandalkan skill.Permainan rame - rame yang bisa di ikuti 5 s/d 12 anak - anak.Di hamparan tanah yang rata di buat sebuah gambar segitiga.Semua peserta dari jarak sekitar 10 meter dari gambar segitiga kecil (panjang sisi +/- 30 cm) melemper kelereng ke arah segitiga tersebut posisi yang paling dekat akan memulai permainan pertama, dengan sasaran kelereng - kelereng yang lain.Kelereng yang kena tembakkan sasaran akan di ambil oleh sang pemenang.Ini murni skill, yang titis, jitu membidik sasaran, biasanya selalu menang.

Permainan Keempat : Adu Jangkrik
Dari judulnya sudah jelas.....Adu Jangkrik. Jangkrik (Gryllidae) adalah serangga yang berkerabat dekat dengan belalang, memiliki tubuh rata dan antena panjang. Jangkrik adalah omnivora, dikenal dengan suaranya yang hanya dihasilkan oleh jangkrik jantan.Ada ratusan spesie jangkrik, tapi yang populer di desa walikukun untuk main adu jangkrik adalah jenis : Jeliteng, berkulit hitam legam dengan kepala besar, nama ini mungkin di adopsi dari tokoh pewayangan Bima atau Werkudoro.Jenis kedua adalah : Jrabang, berwarna coklat kemerahan.Anak - anak biasa berburu jangkrik sampai di tengah hutan, di lakukan pada malam hari, karena jangkrik biasa berbunyi atau bersuara pada malam hari.Hasil tangkapan di masukkan dalam kandang yang mereka buat sendiri, terbuat dari bambu seukuran "sumpit" untuk makan mie, disusun yang rapi dengan rongga yang sangat sempit.....mmmhemmm kasihan juga ya...jangkriknya....pengap dan kekurangan oksigen sepertinya.Jangkrik di pelihara...dan di beri makan tanaman yang bernama krokot.Krokot juga biasa dimakan oleh manusia sebagai lalapan yang terasa agak asam.
Proses sebelum jangkrik di adu...oleh anak - anak pada masa itu adalah dengan melatih fisik dan mental si Jangkrik dengan melakukan "Njantur".Njantur adalah memasukkan si Jangkrik ke dalam air,dengan memegang sungut atau antena Jangkrik kemudian menenggelamkannya ke air....beberapa saat kemudian di angkat lagi...dan diulang lagi sekitar 2 atau 3 kali...supaya jangkrik punya ketahanan fisik yang prima dan nafas yang panjang.Eemmmmh......Sadis ya?
Tiba saatnya para "Penyiksa Binatang" mengadu jagoannya....
Jangkrik yang kalah bisa sampai dalam keadaan mati...atau lari dari gelanggang pertandingan.Pemenang mendapatkan taruhan beberapa ekor jangkrik.
Kejam juga ya...? Permainan ini.....


Itulah beberapa bentuk permainan anak - anak era 70 an dan 80 an di Walikukun dan mungkin di beberapa wilayah yang lain.....bagaimana memaknainya?
Semua terserah pada anda........
Sisi positifnya beberapa permainan di atas, saat ini sudah tidak populer lagi......bahkan sudah lenyap dari peredaran.Seiring dengan perkembangan teknologi, Play station, Game on line atau off line  komputer telah menggantikannya....




2 comments:

  1. ya semua itu tinggal cerita

    ReplyDelete
  2. tks saudaraku..telah berkunjung di Walikukun Village...ya kegiatan anak anak tempo doeloe..sudah mulai hilang dan terkikis...oleh permainan permainan modern yang terkesan individualistis dan asosial...

    ReplyDelete