Wednesday, February 9, 2011

We are very grateful for the food today.......

"Kamu adalah apa yang kamu makan"
"Makan untuk hidup, bukan hidup untuk makan"


Telur dadar...enak sekali
Beberapa ungkapan diatas memberikan penguatan tentang pentingnya "makanan" untuk kehidupan kita.Untuk tetap bisa bertahan hidup setiap orang butuh makanan.Meskipun demikian makanan jangan di jadikan segala - galanya, makanan adalah sarana untuk kita berproses dan mencapai kualitas hidup yang lebih baik.Makanan sekali lagi, adalah sarana bukan tujuan.

Terbayang 30 tahunan yang lalu, di akhir tahun 70 an, mengenai makanan.Anda yang pernah hidup dimasa itu, pasti punya kesan yang mendalam dan kuat.
Bagaimana dengan masyarakat Walikukun saat itu?
Pada umumnya masyarakat Walikukun masih dalam taraf yang susah untuk memenuhi kebutuhan makanan yang berkualiatas, cukup vitamin, protein dan gizi yang ideal.Walau tentu jauh dari kata kelaparan dan kekurangan pangan.
Aku masih ingat sesekali kami keluarga besar makan makanan yang enak, ayam goreng, ayam kare, daging sapi,dan lain - lain.Daging ayam dan sapi, itulah salah satu komponen dari istilah "makanan enak dan mewah" saat itu.Di lain waktu adakalanya nasi hangat dengan "di tutuli" garam pakai uleg kan batu - pun, juga tetap terasa nikmat.Suatu ketika ibu mengoreng sebutir telur, menjadikannya telur dadar selebar dan setipis mungkin.Telur dadar itu harus di bagi 8 potong sama besarnya untuk makan sekeluarga.
Pada saat dan situasi apakah hal yang menyenangkan saat itu? Ya....bila ada acara kendurian atau kami biasa mengenal dengan istilah "Bancaan" ( istilah ini pengaruh dari bahasa Cina, yang berarti makan bersama).Masyarakat tradisional Jawa, cukup sering mengadakan acara selamatan dalam bentuk kendurian.Fase -fase dari kelahiran sampai dengan wafatnya seseorang selalu diupayakan oleh pihak keluarganya untuk mengadakan acara selamatan.Makanan yang di bawa pulang oleh Bapak setelah mengikuti acara kendurian atau Bancaan itu, dan masyarakat Walikukun menyebutnya dengan istilah "Berkat"........benar - benar menjadi berkat bagi kami anak - anak baru gede yang sepertinya nggak pernah kenyang - kenyang.Sedih, bercampur Lucu dan malu kalau mengingat masa lalu....terkadang kami berebut , ribut, dan berantem soal "makanan".
Garam di "tutuli" ke nasi putih hangat

Pada waktu itu ada 2 konsep dari para ibu - ibu yang bertanggung jawab mengurusi makanan untuk anak - anaknya.....dan kebanyakan keluarga - keluarga di desa Walikukun adalah keluarga besar dengan setidaknya 5 orang lebih anak, karena KB (Keluarga Berencana) belum terlaksana saat itu.
Konsep Pertama, makanan itu tidak terlalu penting.Tidak usah yang enak, tidak perlu yang bergizi, yang penting ada dan cukup,toh pada akhirnya dibuang juga.Jadi kotoran di jamban.
Konsep Kedua, walau dengan segala keterbatasan di upayakan makanan harus bergizi, bervitamain,enak, berprotein yang tinggi.Pada masa itu pilihan kedua adalah pilihan yang relatif mahal.Pertimbangannya adalah agar asupan makanan yang berkualitas akan menjadikan anak - anak menjadi sehat dan cerdas.

Saya dan saudara - saudara saya sangat beruntung, karena Ibu kami ternyata memilih dan menganut konsep yang kedua, walau saat itu penuh dengan segala kesulitan dan keterbatasan.

Tuhan .....terima kasih untuk makanan pada hari ini.

No comments:

Post a Comment