Friday, December 31, 2010

Waktu........(sepertinya) berhenti di Walikukun Village.......


Prolog : Inilah tulisan terakhir di blog saya di tahun 2010.....Tak terasa kita sudah berada di penghujung akhir di tahun 2010.....saat ini tanggal 31 Desember 2010........


Suatu ketika di "Negeri sketsa", diadakan polling jajak pendapat "mengenai waktu"
Pertanyaan yang yang ditujukan ke para responden adalah: Menurut anda waktu...itu berjalan dengan cepat atau lambat?

Pertanyaan kedua : Keinginan anda....waktu enaknya berjalan dengan cepat atau inginnya jadi lambat, misalnya sehari = 50 jam,bukan 24 jam.
Alhasil dari 1 juta responden rakyat di negeri sketsa yang di survey dengan 2 pertanyaan tersebut terkumpul hasilnya :
untuk pertanyaan pertama = 98% mengatakan waktu berjalan terlalu cepat; dan 2% menyatakan waktu terlalu lambat.
Dan sebuah kebetulan juga bahwa untuk pertanyaan kedua, hasil polling pendapat mendapat score % yang sama pula.
Walau data responden sempat dirahasiakan tapi akhirnya terkuak juga(namanya juga "Negeri Sketsa", lha Negara yang super canggih saja data sangat rahasia bisa kebobolan oleh "Wikileaks")ternyata :
98% yang memberi pendapatnya pada survey tersebut adalah para penguasa,birokrat,pengusaha,penjabat("jangan kepleset membaca jadi "Penjahat" atau "Penjahit"),
dan 2% yang memberi pendapat berbeda adalah : para terpidana dan para tahanan.
Bisa jadi % polling di "Negeri Sketsa" di masa yang akan datang, score - nya bisa terbalik bila mulai banyak yang ketangkap.




Bagaimana dengan desa Walikukun?
Ini hanya sebuah perspektif saya yang pernah lahir,tumbuh dan besar di desa tersebut selama lebih dari 20 tahun.......
Saat kembali ke Walikukun.....sepertinya "Waktu berhenti" disana....sepertinya sama dengan 20 tahun yang lalu...
Tanpa mengaitkan cerita pada bagian prolog, tidak berubahnya Walikukun di lihat dari beberapa segi, adalah sebuah kabar yang menggembirakan.
Ada paradigma bahwa untuk tetap eksis kita harus "berubah", atau mengikuti "perubahan".Saya pribadi lebih suka mememilih kata "Perbaikan" atau "Progress".
Apa yang tetap sama di Walikukun dulu dengan sekarang?
Masih ada Becak, alat transportasi roda tiga dengan tenaga manusia alias di pancal seperti naik sepeda.Ada juga Dokar, atau di tempat lain di sebut Delman, kereta roda dua yang ditarik oleh kuda.Kedua alat transportasi tersebut masih ada dan tetap eksis di desa Walikukun, walau terus terdesak oleh sarana transportasi lain yang lebih modern seperti Ojeg Sepeda Motor, Angkutan minibus, maupun Bis Gaya Kerja dan Bus Andis yang hilir mudik melewati desa Walikukun.Semoga Becak dan Dokar masih terus bertahan untuk 20 tahun yang akan datang.
Ada seorang teman yang bercerita bahwa jalan raya Walikukun tampak semakin sempit karena semakin banyak kendaraan yang lalu lalang di jalanan.Ini sebuah keniscayaan bahwa semakin padat isinya, maka tampak semakin sempit volume sebuah ruang, walau sebenarnya volume ruangan itu tidak mengecil.Itulah Walikukun.
Teman yang lain juga bercerita... orang itu kok 30 tahun lalu dengan sekarang sepertinya tidak berubah ya? Sepertinya tidak termakan oleh waktu dan usia.Ini mungkin cerita mengenai memori grafis terhadap tampilan sosok seseorang.Pak Mulitik, mantan guru SD, Pak Djoko Darminto, mantan guru dan pengawas sekolah   serta MC legendaris dari Walikukun....terlihat masih sama saja tampilannya saat ini dengan 30 tahun yang lalu....dan tentunya masih banyak lagi yang lainnya,beberapa individu yang awet muda dan awet tua.
Dari beberapa sisi saya sangat senang bila....Waktu berhenti...untuk Walikukun ku.
Selamat datang tahun 2011.....

2 comments:

  1. hhmm... Blog nya bagus banget Mas.. mengingatkan saya banyak hal dlm hidup saya... saya lahir dan pernah tingal dan besar di walikukun...
    Salam kenal dan maju terus untuk kreatifitas nya mas ..

    ReplyDelete
  2. thaks mas Indo...saya masih hrs banyak belajar dan terus menggali kreatifitas agar tulisan dan tampilan di blog ini semakin baik.Kalo ada input,saran ..'n info lainnya mhn di share ya? matur nuwun

    ReplyDelete